Memiliki dan membesarkan sang buah hati punya seni
tersendiri. Kata para pemerhati anak, tidak ada sekolah khusus untuk menjadi
orang tua. Tak jarang, kita terlalu yakin mampu membesarkan buah hati dengan
cara sendiri, tapi ternyata tidak semudah itu. Berawal dari komunikasi
sehari-hari, perkembangan anak pun bisa saja terganggu.
Ada beberapa kata yang
sebaiknya tidak dilontarkan untuk buah hati tercinta.
Apa itu?
Apa itu?
Ketika orang tua kerap melontarkan kata-kata ini pada
anak, mereka akan berpikir tidak ada gunanya berbicara dengan orang tuanya
karena mereka selalu diusir. Jika orang tua terbiasa mengatakan hal-hal itu
pada anak-anak sejak mereka kecil, biasanya mereka akan mengatakan hal serupa
ketika dewasa.
Pelabelan pada anak adalah cara pintas untuk mengubah
anak-anak. Jika seorang ibu mengatakan, ''Anak saya memang pemalu'', maka anak
akan menelan begitu saja label itu tanpa bertanya apa pun. Apalagi, bila kita
memberikan label buruk pada anak-anak, itulah yang akan melekat dalam benak
mereka. Seumur hidup.
Atau kata-kata serupa seperti, ''Jangan cengeng'' atau
''Nangis melulu''. Padahal, untuk anak-anak yang belum dapat mengekspresikan
emosi lewat kata-kata, mereka hanya dapat menyalurkannya dengan cara menangis.
Adalah wajar, bila anak-anak merasa sedih atau ketakutan. Sebenarnya, wajar
saja bila orang tua ingin melindungi anak mereka dari perasaan-perasaan itu.
Tapi, dengan mengatakan ''jangan'' tidak berarti anak-anak akan lebih baik. Ini
juga akan memberikan kesan bahwa emosi mereka tidak benar, bahwa tidak baik
untuk merasa takut atau sedih.
Lebih baik, katakan pada anak bahwa kita memahami perasaan sedih yang dia alami. ''Ibu paham kamu takut dengan ombak. Ibu janji tidak akan melepaskan tanganmu lagi, Nak...''
Lebih baik, katakan pada anak bahwa kita memahami perasaan sedih yang dia alami. ''Ibu paham kamu takut dengan ombak. Ibu janji tidak akan melepaskan tanganmu lagi, Nak...''
''Lihat tuh, Doni rapi banget
mengancing bajunya. Kok kamu tidak bisa?''
Para pakar menilai wajar orang tua membandingkan anak-anaknya. Ini akan menjadi referensi terhadap perkembangan anak-anak. Namun, tolong jangan katakan ini di depan anak-anak karena tiap anak adalah individu yang berbeda. Mereka punya kepribadian tersendiri. Membandingkan anak dengan orang lain berarti kita menginginkan anak menjadi orang yang berbeda.
Para pakar menilai wajar orang tua membandingkan anak-anaknya. Ini akan menjadi referensi terhadap perkembangan anak-anak. Namun, tolong jangan katakan ini di depan anak-anak karena tiap anak adalah individu yang berbeda. Mereka punya kepribadian tersendiri. Membandingkan anak dengan orang lain berarti kita menginginkan anak menjadi orang yang berbeda.
Menjadi orang tua memang tidak mudah, butuh
kesabaran dalam membesarkan dan mendidik anak. Tapi, jika cara kita salah, itu
juga berakibat fatal dan buruk untuk masa depannya.
Terkadang tanpa kita sadari, sikap dan cara didik kepada
anak justru membuat mereka stres. Kadangkala terlalu memanjakan mereka, itu
juga tidak baik bagi perkembangkan mereka.
Dibawah ini beberapa cara mendidik anak yang sebaiknya
tidak diterapkan.
Sebagai orang tua, mungkin tidak pernah menyediakan waktu
dengan anak-anak. Setidaknya menanyakan kegiatan mereka apa saja disekolah.
Komunikasi dengan anak penting, karena jika mereka punya masalah, akan
disampaikan ke kita dan masalah itu bisa cepat diselesaikan.
Sebaiknya tidak terlalu mudah memberikan anak hadiah apalagi jika tidak didukung prestasi yang baik di sekolah. Boleh-boleh saja sih memberi mereka hadiah, tentunya dengan memberi pengertian apabila prestasi di sekolah bagus, minimal nilai pelajaran mereka baik.
Membandingkan-bandingkan
Banyak orang tua yang membandingkan anak mereka dengan
orang lain, baik itu saudara, teman atau teman sekelas. Kondisi itu akan
membuat meereka semakin merasa tidak layak. Yang harus diketahui, setiap anak
memiliki kemampuan berbeda, jadi lebih baik memberi motivasi dan dukungan
terhadap potensi yang ada padanya.
Anak juga butuh istirahat dan dicharge. Ibarat baterai, kegiatan yang
padat setelah sekolah seperti les, kursus dan lainnya sudah cukup membebani
mereka. Jadi, berilah mereka waktu menyalurkan hobi, apakah olahraga,
mendengarkan musik atau bahkan tidur.
Ujian adalah saat-saat paling tidak menyenangkan
bahkan menjadi beban bagi anak-anak. Semakin terbebani karena orang tua
menuntut nilai yang bagus, kondisi ini bisa membuat mereka semakin stres.
Seharusnya, yakinkan anak dan motivasi mereka bahwa nilai jelek bukan akhir
dari semuanya, karena masih ada kesempatan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar