Petang yang seharusnya menjadi “sinyal” alami tubuh untuk
tidur pun tak bermakna sama pada orang insomnia. Ada rasa tidak nyaman bagi
mereka yang mengalaminya. Beragam hal bisa menjadi penyebab insomnia,mulai
masalah fisik, psikologis, hingga gaya hidup.
Saat ini merebaknya game dan PlayStation yang membuat
orang kecanduan, juga bisa menjadi pemicu kasus kesulitan tidur.Selain itu, kebiasaan
anak muda nongkrong atau clubbing sampai pagi menambah daftar panjang remaja
insomnia.
“Gaya hidup atau kebiasaan yang demikian memang bisa
memicu insomnia karena yang bersangkutan menjadi terkondisi atau terbiasa.
Namun, insomnia bisa juga disebabkan faktor lain seperti gangguan kesehatan
fisik dan psikologis”.
Kondisi kesehatan fisik seseorang yang kurang baik bisa
membuatnya insomnia. Misalnya, pasien remaja berusia 16 tahun mengeluh
insomnia. Setelah diperiksa, ternyata disebabkan gangguan arthritis rhematoid
atau semacam gangguan sendi yang dideritanya.
Sementara dari sisi psikologis, remaja depresi juga
rentan mengalami insomnia. Sebuah penelitian di Amerika yang dimuat dalam The
Journal Sleep, belum lama ini, melaporkan bahwa insomnia pada anak atau remaja
dapat memprediksikan kemungkinan gejala yang sama pada masa depannya.
Profesor ilmu perilaku dari Fakultas Kesehatan Umum
Universitas Texas di Houston dan ketua tim studi tersebut, Robert E Roberts
PhD, mengumpulkan data dari 4.175 partisipan remaja berusia 11- 17 tahun.
Mereka diwawancarai dan diminta mengisi kuesioner tentang gejala kesulitan
tidur yang mengarah pada insomnia, juga frekuensi dan durasinya.
Kesimpulannya, remaja dengan insomnia, terutama yang
kronis, berisiko lebih besar terkena gejala somatis di masa depan, termasuk
masalah psikologis. “Data kami menunjukkan, beban kasus insomnia pada remaja
terkait kelainan psikologis lainnya seperti depresi, cemas,dan tindakan abuse,”
kata Robert.
Dalam hal ini penyedia layanan kesehatan harus memberi
perhatian lebih dalam mendeteksi dan menangani insomnia pada remaja. Insomnia
dikategorikan sebagai gangguan tidur, yang mana orang tersebut kesulitan untuk tertidur,
tetap terjaga, atau terbangun dari tidur terlalu cepat. Gangguan itu bisa
digambarkan dengan berbagai kualitas tidur yang buruk.
Orang yang terlalu lelah bekerja seharian mungkin saja
tidak mengalami insomnia. Namun, biasanya mereka mengeluh lelah, bosan atau
depresi. Pada akhirnya, itu bisa berkontribusi pada gejala insomnia juga.
Penanganan insomnia biasanya tergantung latar belakang penyebabnya.
Orangtua yang punya anak remaja insomnia sebaiknya
waspada jika sudah timbul keluhan yang mengganggu keseharian si anak. Misalkan
sulit berkonsentrasi atau nilai ujian turun. Jika tak ada sebab medis atau
psikologis umumnya tidak perlu diobati, cukup mengubah gaya hidup.
Sementara, jika ada keluhan medis atau insomnia yang
disebabkan adanya penyakit. Tentu harus diatasi dulu penyakitnya. Adapun jika
disebabkan depresi, pemberian obat antidepresan juga dimungkinkan.
Kaum remaja umumnya masih dalam masa pertumbuhan sehingga
direkomendasikan tidur malam sekitar 9 jam per hari. The American Academy of
Sleep Medicine mengemukakan beberapa tips bagi remaja, yang juga penting dibaca
orangtua untuk membantu mengembangkan pola tidur yang sehat.
1. Cobalah tidur malam 9
jam setiap malam. Dengan tidur cukup, ketika bangun badan lebih bugar dan siap
memulai hari dengan bersemangat. Bersantai sebelum tidur. Saat jam tidur,
hindari kegiatan belajar yang terlalu memeras otak, berdiskusi, atau
berolahraga yang menguras tenaga. Ciptakan nuansa tenang dan sepi sebelum
tidur.
2. Matikan video dan
berhentilah bermain game atau PlayStation. Atur pencahayaan yang tidak terlalu
terang di kamar tidur. Pencahayaan temaram membuat badan “tune-in” bahwa inilah
saatnya tidur. Sebaliknya, nyalakan lampu yang terang di pagi hari.
3. Bila perlu, lakukan
olahraga atau gerakan ringan. Cobalah mengganti kekurangan jam tidur sebisa mungkin.
Misalnya tidur sejenak, tapi jangan di sore hari. Tidurlah lebih lama di akhir
pekan. Namun, jangan lebih dari 12 jam. Hindari konsumsi stimulan seperti
kafein saat siang dan petang, apalagi menjelang tidur. Hindari juga mengemudi
saat mata mengantuk.
4. Makanan jenis
karbohidrat seperti snack dari beras atau gandum umumnya lebih memicu kantuk
ketimbang makanan berlemak atau protein tinggi. Jika tak bisa tidur, bangkit
dan pergilah ke ruang lain, lalu lakukan sesuatu. Merajut adalah salah satu
yang terbaik. Sebab, pekerjaan ini cenderung monoton sehingga mengantar kita
untuk terkantuk-kantuk.
Disadur dari : berbagai sumber
Klo dipaksain suka pusing knapa ya
BalasHapusDipake dengerin musik Mp3 baru bisa tidur pak
Hapus