Rabu, 08 Februari 2012

Jenis Gangguan Seksual Secara Umum


Gangguan seksual bisa dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1.     Gangguan Identitas Jenis

Merupakan ketidaksesuaian antara alat kelamin dengan identitas jenis yang terdapat pada diri seseorang.
Identitas jenis yang menyimpang ini dinyatakan dalam perbuatan ( cara berpakaian, anak laki-laki suka main boneka, anak perempuan suka main sepak bola, ucapan, maupun objek seksualnya ).

2.     Parafilia ( Deviasi Seksual )

Parafilia ( Paraphilia ) diambil dari bahasa Yunani, ”Para” yang artinya pada sisi lain, dan ”philos” artinya mencintai.
Pada Parafilia, menunjukkan keterangsangan seksual ( mencintai ) sebagai respon terhadap stimulus yang tidak biasa. Parafilia melibatkan dorongan dan fantasi seksual yang berulang dan kuat yang bertahan selama 6 bulan atau lebih yang berpusat pada :

·      Objek bukan manusia seperti pakaian dalam, sepatu, kulit atau sutra
·      Perasaan merendahkan atau menyakiti diri sendiri atau pasangannya, atau
·      Anak-anak dan orang lain yang tidak dapat atau tidak mampu memberikan persetujuan

Jenis-jenis parafilia antara lain :

a.  Eksibisionisme ( Exibitionism )
Melibatkan dorongan kuat dan berulang untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan memamerkan alat kelaminnya pada orang yang tidak dikenal yang tidak menduganya.

b.  Fetishisme
Dorongan seksual yang kuat dan berulang serta membangkitkan fantasi yang melibatkan objek tidak hidup, seperti bagian tertentu dari pakaian ( stoking, sepatu boot, sarung tangan, perlengkapan toilet, celana dalam)

c.  Fetishisme Transvestik ( Transvestisme )
Ciri utama dari fetishisme transvestik adalah dorongan yang kuat dan berulang serta fantasi yang menggunakan pakaian lawan jenis dengan tujuan untuk mendapatkan rangsangan seksual.
d.  Voyeurisme
Mengintip orang telanjang, membuka pakaian atau melakukan aktivitas seksual tanpa sepengetahuannya dan tidak ada upaya lebih lanjut untuk melakukan aktivitas seksual dengan orang yang diintip.

e.  Pedofilia ( Pedophilia )
Dorongan seksual yang kuat dan berulang serta adanya fantasi yang melibatkan aktivitas seksual dengan anak pra-pubertas.

f.    Masokisme Seksual
Mendapatkan kegairahan seksual melalui cara dihina, dipukul atau dicambuk serta penderitaan lainnya.

g.  Sadisme Seksual
Mencapai kepuasan seksual dengan cara menimbulkan rasa sakit atau penderitaan psikologis  (seperti mempermalukan ) atau fisik yang bisa berakibat cedera ringan sampai kematian.

     Bentuk Parafilia lainnya seperti:

a.  Bicara kotor di telefon ( skatolagia telpon )
b.  Nekrofilia ( dorongan seksual atau fantasi yang melibatkan kontak seksual dengan mayat )
c.  Zoofilia ( dorongan seksual atau fantasi yang melibatkan kontak seksual dengan binatang )
d.  Rangsangan seksual yang terkait dengan kotoran manusia ( koprofilia ), dengan air seni ( urofilia )

3.     Disfungsi Psikoseksual

Ganqquan utama dari disfungsi psikoseksual adalah terdapatnya hambatan pada selera ( minat ) seksual, yaitu :

a.  Hambatan selera seksual
Sukar atau tidak bisa timbul minat seksual sama sekali secara menetap dan meresap.

b.  Hambatan Gairah seksual
Pada laki-laki, gagal sebagian atau seluruhnya untuk mencapai atau mempertahankan ereksi sampai akhir aktivitas seksual ( impotensia ). Sedang pada perempuan, gagal sebagian atau seluruhnya untuk mencapai atau mempertahankan pelumasan dan pembengkakan vagina sampai akhir dari aktivitas seksual ( frigiditas )

c.  Hambatan Orgasme Wanita

d.  Hambatan Orgasme Pria

e.  Ejakulasi Prematur
Secara berulang-ulang dan menetap terjadi ejakulasi sebelum dikehendaki karena tidak adanya pengendalian yang wajar terhadap ejakulasi selama aktivitas seksual.

f.    Dispareunia Fungsional
Rasa nyeri yang berulang dan menetap pada alat kelamin sewaktu sanggama, baik pria maupun wanita.

g.  Vaginisme Fungsional
Ketegangan otot vagina yang tidak terkendali sehingga menghalangi sanggama.

h.  Disfungsi Psikoseksual Tidak Khas

i.     Disfungsi psikoseksual lain yang tidak tergolong di atas, misalnya anestesia ( mati rasa ) pada alat kelamin walaupun terjadi kegairahan seksual dan orgasme.

4.     Gangguan Psikoseksual lainnya

Homoseksual ini tidak diketahui mengapa bisa terjadi. Ada sebagian orang menerima keadaan dirinya dan hidup dengan senang, ada sebagian yang tidak bisa menerima keadaan dirinya atau merasa dirinya tidak sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat, sehingga terjadi konflik. Konflik batin antara kecenderungan untuk menekan dorongan seksual dan keinginan untuk menyalurkannya dengan resiko ditolak masyarakat. Konflik ini bukan disebabkan oleh homoseksualitas itu sendiri, tapi oleh sikap negatif masyarakat yang tidak semestinya, sehingga yang harus diubah adalah sikap masyarakat melalui penerangan dan pendidikan.


1 komentar: