Senin, 22 Oktober 2012

Bakat Yang Perlu Digali



Menjadi anak kreatif. Kalimat ini seolah menjadi mantra baru dalam dunia pendidikan anak. Dunia pendidikan memang telah mengalami pergeseran dibandingkan beberapa dekade lalu. Jika dulu penekanan utamanya lebih kepada sisi akademis anak dan anak dikejar untuk selalu mencetak nilai terbaik, kini pengembangan bakat anak juga diperlukan.

Semua ini tidak lain untuk mengembangkan anak secara seimbang, baik dari sisi intelektualitasnya maupun non-akademis, yang diperlukan sebagai bekal anak untuk bersaing di masa depan. Anak tetap perlu diberi ruang gerak yang leluasa untuk mengembangkan diri sesuai dengan minat dan bakatnya.

Caranya, anak dikenalkan pada beragam hal. Bisa lewat kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ataupun kegiatan-kegiatan lainnya yang sesuai dengan selera si kecil.

Anak memang perlu "dikenalkan" dengan beragam hal karena kita tidak pernah tahu bahwa dari perkenalan tidak disengaja justru akhirnya merangsang sisi kreatif anak yang terpendam. Akan tetapi, jika tidak dilakukan dengan tepat, hal tersebut justru bisa menjadi bumerang.

Yang kini kerap terjadi, gara-gara ingin mencetak anak yang serba terampil dan banyak keahlian, orang tua justru menjejalinya dengan berbagai jenis kursus. Akibatnya, anak-anak dewasa ini teramat sibuk, bahkan menyaingi para pekerja kantor. Setiap hari mereka memiliki jadwal yang padat, dimulai dari sepulang sekolah. Lantas, kapankah anak boleh sekedar menikmati waktu dengan bermain sesuka hati?

Banyak yang kerap lupa bahwa menjadi manusia kreatif dan penuh potensi juga memerlukan ruang untuk mengembangkan diri sesuka hati. Bimbingan amat penting, tetapi sebaiknya juga tidak terjerumus menjadi "kungkungan".

Berilah kebebasan penuh pada anak untuk mengembangkan isi pikirannya sebagai salah satu bentuk ekspresi diri yang juga dapat membentuk kestabilan emosi si kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar