Rabu, 10 Oktober 2012

Luka Yang Tidak Mudah Dilupakan


Setiap orang memiliki masa lalu. Namun, tidak semua kisah meninggalkan kenangan yang menyenangkan. Tidak sedikit pula orang berandai-andai ingin menghilangkan jejak masa lalu terterntu agar hidup lebih tenang. Sayangnya pilihan hidup tak semudah itu.



Trauma atau luka adalah kejadian luar biasa yang menyakitkan, hingga seseorang menderita  kerusakan fisik maupun psikologis.
Trauma tidak sama dengan rasa takut. Trauma dapat menimbulkan ketakutan, tetapi tidak dapat diartikan sebagai "takut".

Sejumlah peristiwa yang tidak menyenangkan kerap menjadi kisah yang membekas dan sulit dilupakan. Peristiwa-peristiwa ini merupakan pengalaman traumatis yang membuat keadaan psikologis seseorang menjadi tidak nyaman. Misalnya : kematian anggota keluarga, terdiagnosis penyakit kronis, menjadi korban bencana alam atau mengalami perlakuan kekerasan fisik atau psikologis.

Reaksi orang terhadap trauma yang dialami akan berbeda-beda.

  1. Reaksi fisik : perut nyeri, sakit kepala atau tubuh lemas.
  2. Reaksi mental : konsentrasi berkurang, sulit mengingat dan memperhatikan bahkan  kerap berilusi.
  3. Reaksi emosi : rasa takut, depresi, tidak nyaman terhadap diri sendiri, serta tidak percaya diri.
  4. Reaksi perilaku : cenderung menyendiri dan tidak dapat mengontrol emosi.
Trauma psikologis ini seperti bola salju yang bila semakin menggulung, semakin membesar. Jika semakin dipendam, maka beban pikiran semakin berat hingga dapat "meluap" seketika.

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi akibat dari trauma :
  • Berdamailah dengan diri sendiri
Langkah awal yang mau tak mau dijalani adalah belajar untuk jujur terhadap diri sendiri. Cobalah berani menerima peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dengan ikhlas, seburuk apapun. Berikan waktu bagi diri sendiri untuk merenungi masa lalu, tetapi jangan sampai berlarut-larut.
  • Wadah pengungkapan diri
Segala sesuatu yang dipendam memang tidak baik. Oleh karena itu, Anda perlu mengungkapkannya dengan cara apa pun. Tidak perlu membutuhkan kemampuan tertentu untuk dapat meluapkannya. Cara yang sederhana adalah menuliskan apa yang Anda gelisahkan, misalnya dalam bentuk jurnal harian.
  • Tetaplah berpikir positif
Pengaruh terbesar dalam persoalan ini adalah pikiran yang ada di dalam diri sendiri. Jangan lupakan pepatah bijak " Anda adalah apa yang Anda pikirkan". Berusahalah untuk terus berpikir positif agar dapat membawa pengaruh baik pada sikap Anda. Selain itu, jangan menarik diri dari orang sekitar dan lingkungan. Anda sebaiknya tidak perlu sungkan untuk meminta dukungan kepada kerabat dan keluarga agar tetap dapat bangkit kembali. Tetaplah menjalani rutinitas seperti biasa dengan jadwal makan dan pola tidur yang teratur.
  • Konsultasi dengan pakar
Apabila beban terasa semakin berat dan kurang mampu melakukan self healing ( penyembuhan diri ), segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Bantuan pakar akan sangat menolong untuk memulihkan perasaan. Anda pun dapat mengurangi akibat trauma, hidup lebih tenang dan termotivasi kembali sehingga mampu untuk mengambil alih kehidupan lagi.

Sumber : Harian Kompas


 

1 komentar: