Selasa, 09 Oktober 2012

Mendidik Anak agar Tidak Manja


Semua orang tua ingin selalu membahagiakan anak. Segala usaha dikerahkan agar cita-cita anak dapat tercapai. Namun, tidak semua perlakuan yang menyenangkan anak akan membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri. Sebaliknya, kesenangan-kesenangan ini dapat mengantar anak menjadi pribadi manja dan mudah menyerah.


Agar tidak terjebak dalam pola didik yang tanpa disadari dapat merugikan kehidupan anak di masa depan, orang tua dapat mempertimbangkan hal berikut ini.

  1. Anak perlu dikenalkan kepada kegagalan. Ini adalah bagian dari hidup yang tidak mungkin dihindari. Kegagalan adalah alat pengajaran yang kuat. Contohnya : saat anak menyusun lego atau menggunting gambar, biarkan ia melakukan kesalahan. Jika anak mengikuti perlombaan, biarkan ia selesaikan dengan caranya sendiri. Orang tua cukup mengamati saja. Bila anak gagal atau kalah dalam perlombaan itu, ajarkan bahwa gagal bukan sesuatu yang buruk. Itu hanya bagian dari proses.
  2. Setiap kegagalan yang dihadapi anak selalu diikuti dengan kekecewaan. Ini tentu bukan perasaan yang menyenangkan. Oleh sebab itu, bila anak mengalami kekecewaan, orang tua dapat mengajari mereka cara untuk menangani perasaan yang sedih ini. Orang tua bisa mengatakan bahwa perasaan kecewa itu adalah hal yang wajar terjadi. Mengusir rasa kecewa dapat dilakukan dengan mengajak anak untuk mencoba lagi hal yang telah gagal tadi. Ini juga untuk mengkondisikan mereka agar tidak mudah menyerah.
  3. Orang tua juga jangan menjadi "ekor" untuk si anak. Maksudnya, jika mereka sesekali ingin bermain diluar bersama teman-temannya, ijinkan saja, jangan pula dibuntuti. Ini akan melatih mereka untuk mulai bertanggung jawab atas diri sendiri dan mengambil keputusan saat menghadapi masalah. Sesekali, beri mereka kesempatan untuk menentukan waktu belajar, memilih mainnya sendiri, dan macam kegiatan yang ingin dilakukan di akhir pekan. Keberanian anak untuk mengambil keputusan diawali dari hal-hal yang sederhana.
  4. Anak sering merengek agar keinginannya dipenuhi. Ini adalah hal yang amat wajar. Namun, ada kalanya perlaku seperti itu justru akan mengendalikan kehidupan orang tua. Situasi tersebut jangan dibiarkan, sebab orang tua lah yang membuat peraturan. Orang tua harus tetap menjadi pengendali untuk mengatur keuangan keluarga dan menentukan barang yang bisa dimiliki atau belum pantas untuk anak. Orang tua juga tetap memegang otoritas untuk menentukan waktu istirahat anak dan menu makanan yang sehat.
  5. Orang tua yang penyayang bukan berarti tidak bersikap tegas kepada anak-anak. Yang tidak boleh dilakukan orang tua adalah menunjukkan sikap kasar. Karena, tegas dan kasar adalah dua hal yang sangat berbeda.

Sumber : harian Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar